Lompat ke konten
Home » Blog » Penanganan Pertama Serangan Asma Pada Orang Terdekat

Penanganan Pertama Serangan Asma Pada Orang Terdekat

Asma adalah sindrom klinis dari sebuah peradangan saluran pernapasan, yang ditandai dengan obstruksi saluran nafas berulang sehingga menyebabkan saluran udara menyempit. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk terutama malam atau dini hari. Asma dapat diderita oleh semua golongan usia, baik muda maupun tua, bersifat reversibel dan dapat berulang.

FAKTOR RISIKO ASMA 

Faktor Genetik 

  • Hipereaktivitas atropi.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat asma.
  • Menderita infeksi pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia. 

Faktor Lingkungan 

  • Polusi udara.
  • Asap rokok.
  • Perubahan cuaca.
  • Alergen di dalam dan di luar ruangan.
  • Makanan, obat-obatan.
  • Bulu binatang.

Gejala asma bervariasi pada setiap orang, tergantung dari frekuensi, durasi serangan, maupun tingkat keparahannya. Gejala umum asma ditandai dengan: 

  • Sesak napas. 
  • Sesak atau dada terasa terikat. 
  • Batuk-batuk, terutama pada malam hari. 
  • Mengi. 
  • Badan lemas dan lesu. 
  • Rasa gelisah yang tidak biasa. 
  • Sering menghela napas. 

Bagaimana cara menangani orang yang terkena serangan asma? 

Banyak dari kita yang belum mengetahui pertolongan pertama jika kerabat atau saudara Anda terkena serangan asma. Serangan asma tersebut bisa datang kapan saja dan dimana saja jika ada pencetusnya contohnya terpapar alergen di lingkungan sekitar. Maka yang dapat kita lakukan untuk pertolongan pertama yaitu: 

Jika seseorang belum pernah terdiagnosa penyakit asma, bawalah pasien tersebut ke rumah sakit terdekat agar ditangani segera di ruang IGD.  

Untuk pasien serangan asma akut,  segera gunakan obat jenis bronkodilator short acting / SABA dalam bentuk inhaler, contohnya salbutamol, terbutaline.  

Pengobatan Asma 

Tujuan pengobatan asma adalah mengendalikan gejala dan mencegah timbulnya kembali serangan. Pasien perlu menjalani pemeriksaan secara rutin (minimal sekali dalam setahun) untuk memastikan pengobatannya cocok dan penyakit asma telah berada dalam kendali. Terkadang pasien membutuhkan tingkat pengobatan yang lebih tinggi pada jangka waktu tertentu.  

Obat asma terdiri dari obat pelega dan pengontrol. Obat pelega diberikan pada saat serangan asma, sedangkan obat pengontrol ditujukan untuk pencegahan serangan asma dan diberikan dalam jangka panjang dan terus menerus.

Jenis pelega: 

Obat jenis ini digunakan untuk kondisi ketika penderita merasa sesak (kambuh) 

  • Bronkodilator 

Obat jenis bronkodilator ini termasuk dalam kategori Short Acting Beta Agonis. Jenis ini dapat melegakan pernapasan dengan cepat dengan efek 15 – 20 menit dan durasi 2 jam, sehingga keluhan saat serangan asma terjadi dapat reda secara cepat.

  • Kortikosteroid 

Selain mengurangi frekuensi munculnya serangan asma dengan cara menurunkan reaksi inflamasi, obat jenis ini juga dapat digunakan untuk serangan asma yang sedang kambuh dengan cepat. Adapun obat jenis kortikosteroid yang digunakan untuk pengobatan asma terdapat beberapa bentuk sediaan 

  • Aerosol: Budesonid, mometason flutikason.
  • Per oral: hidrokortison, prednison, metil prednisolon, dexametason.

Jenis pengontrol: 

Pemakaian obat asma jenis pengontrol ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi munculnya serangan asma serta tingkat keparahan gejala yang menyertainya. Pasien wajib menggunakan secara rutin setiap hari. Berikut beberapa macam obat asma jenis pengontrol:

  • Long acting beta agonist 

Merupakan jenis bronkodilator yang dapat mencegah munculnya gejala asma dengan cara menjaga saluran pernapas tetap terbuka, setidaknya selama 12 jam. Meski dapat membantu mencegah terjadinya serangan asma, agonis beta kerja lambat tidak dapat meredakan peradangan pada saluran pernapasan layaknya obat kortikosteroid. Oleh karena itu obat jenis ini sering dikombinasikan dengan kortikosteroid.

  • Antileukotrien 

Obat asma ini mampu mengurangi frekuensi munculnya gejala asma dengan cara menghambat kinerja leukotrien, yaitu senyawa kimia di dalam sistem imun tubuh yang dapat menimbulkan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan. Obat jenis ini tersedia dalam bentuk tablet telan dan tablet kunyah. 

Meski dapat mencegah kekambuhan asma, cara konsumsi obat asma yang tepat dan penggunaan sesuai dengan pengawasan dokter tetap dibutuhkan. Konsultasikan kepada dokter Anda agar aman dan sesuai dengan kondisi asma yang Anda derita. 

Selain itu, agar asma tetap terkendali dengan baik, Anda juga perlu menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berhenti merokok, menghindari paparan polusi udara, dan mengelola stres. 

Sumber:  Kemenkes RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Direktorat Bina FarmasiKomunitas dan Klinik. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Informasi dan Pendaftaran Customer Care:


Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles
Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No. 5 Surabaya
Phone. (031) 5455470
WhatsApp. 081334534535

Oleh: Aileen Syifa Ghifari, S.Farm
Disunting oleh: Dr. dr. Herni Suprapti, M.Kes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *