Lompat ke konten
Home » Blog » Kenali Penyakit Bell’s Palsy

Kenali Penyakit Bell’s Palsy

Oleh: dr. Annita Sari

Banyak orang mengira Bell’s palsy sebagai stroke karena sama-sama menimbulkan gejala lumpuh. Padahal, gejala Bell’s palsy hanya terbatas di otot wajah dan sebagian besar penderitanya dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 6 bulan.
Bell’s palsy adalah kelumpuhan pada salah satu sisi otot wajah sehingga salah satu sisi wajah tampak melorot. Bell’s palsy terjadi secara tiba-tiba, tetapi biasanya sementara saja, tidak permanen.
Kondisi Bell’s palsy bisa terjadi pada siapa saja baik pria maupun wanita. Namun, penyakit ini biasanya terjadi pada kisaran usia 15 tahun hingga 60 tahun. Akan tetapi, kondisi ini paling sering terjadi pada ibu hamil, penderita diabetes, dan penderita infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu.

Sumber: https://health.detik.com/

Penyebab dan Gejala Bell’s Palsy
Sampai saat ini penyebab Bell’s Palsy belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena saraf yang mengendalikan otot wajah tertekan atau terganggu. Selain itu, kelumpuhan juga disebabkan oleh peradangan infeksi virus, diperkirakan salah satu virus yang menyebabkan Bell’s palsy adalah virus herpes.

Gejala penyakit ini biasanya muncul secara mendadak dan dapat membaik dalam beberapa minggu, dengan pemulihan total sekitar 6 bulan.
Berikut sejumlah gejala Bell’s Palsy yang patut diwaspadai:

  1. Salah satu sisi wajah melemah dari dahi hingga dagu.
  2. Terjadinya perot pada wajah, sulit tersenyum sulit mengangkat alis dan sulit menutup mata.
  3. Nyeri telinga pada sisi wajah yang lumpuh.
  4. Telinga yang terpengaruh akan lebih sensitif terhadap suara.
  5. Berdenging di salah satu telinga atau keduanya.
  6. Penurunan atau perubahan pada indra perasa.
  7. Bagian mulut yang terpengaruh akan mudah berliur.
  8. Mulut terasa kering.
  9. Rasa sakit pada sekitar rahang.
  10. Sakit kepala dan pusing.
  11. Kesulitan untuk makan, minum dan berbicara.

Walaupun sepintas gejalanya mirip stroke, Bell’s Palsy bukanlah stroke. Hal ini dikarenakan penyebab Bell’s Palsy biasanya adalah infeksi virus (herpes, gondok, influenza, dan sejenisnya) serta paparan terhadap udara dingin. Sementara penyebab stroke berhubungan dengan gangguan saraf akibat sumbatan pembuluh darah otak. Bell’s palsy sendiri tidak menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan pada tangan maupun kaki. Selain itu, mayoritas penderita stroke masih dapat mengerutkan dahi, mengangkat alis dan membuka-tutup mata secara normal. Berbeda dengan Bell’s Palsy yang memiliki kesulitan terhadap tiga hal tersebut. Untuk memastikannya, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala di atas.

Pencegahan dan Pengobatan Bell’s Palsy
Bell’s palsy tidak bisa dicegah. Namun, risiko terjadinya Bell’s palsy dapat dikurangi dengan mengontrol penyakit yang terkait dengan kondisi ini dan menghindari paparan udara dingin.
Pada umumnya, Bell’s Palsy akan cepat membaik dalam waktu beberapa hari apabila ditangani dengan benar. Jika Anda mengalami tanda dan gejala yang tersebut di atas, segera periksa ke dokter terdekat. Pemeriksaan dan pemberian tindakan segera oleh tenaga medis sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah keluhan yang Anda derita merupakan Bell’s Palsy atau disebabkan oleh penyakit lain. Pengobatan penyakit ini biasanya tergantung berdasarkan tingkat keparahan risiko dan gejalanya. Pengobatan Bell’s palsy biasanya mencakup rencana pengobatan dan pemulihan.
Bell’s Palsy sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Segera temui dokter bila mengalami gejala-gejala di atas untuk mendapatkan pertolongan medis.

Informasi dan Pendaftaran Customer Care:


Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles – Trisensa Diagnostic Centre
Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No.5 Surabaya
(031) 5455470 dan 081334534535