Vitamin D memiliki peranan dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh kita, bahkan bisa mengurangi beberapa risiko penyakit. Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, vitamin D juga menjadi salah satu pilihan dalam terapi pada pasien Covid-19. Yuk, kenali manfaat dari mengkonsumsi vitamin D!
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, cukupnya asupan vitamin D dapat bermanfaat untuk:
- Memelihara kesehatan tulang dan gigi.
Vitamin D memiliki peran penting bagi kesehatan tulang dan gigi karena dapat membantu penyerapan kalsium dalam tubuh. Konsumsi vitamin D pada orang lanjut usia dapat membantu mencegah terjadinya osteoporosis. Pada anak dan bayi, vitamin D dapat membantu pertumbuhan tulang dan gigi yang sehat.
- Meningkatkan imunitas tubuh.
Vitamin D memiliki sifat anti-inflamasi yang berguna untuk mengaktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh, sehingga berperan dalam pencegahan terhadap terjadinya infeksi. - Mencegah kanker.
Vitamin D dapat membantu mencegah kita dari risiko kanker. Kandungan di dalamnya yang bersifat karsiogenik dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan sel kanker dalam tubuh. - Mencegah kelahiran prematur.
Dalam artikel tahun 2019 dari National Library of Medicine, menunjukkan bahwa wanita hamil yang kekurangan vitamin D memiliki risiko lebih besar terkena preeklamsia dan melahirkan secara prematur.
- Menurunkan risiko diabetes melitus
Vitamin D ternyata dapat membantu tubuh dalam memproduksi insulin. Insulin inilah yang berperan dalam mengatur kadar gula darah, sehingga membantu mengurangi risiko penyakit diabetes melitus.
Kekurangan vitamin D atau yang lebih dikenal dengan istilah defisiensi ini rata-rata disebabkan karena kurangnya paparan sinar matahari dan konsumsi makanan yang mengandung vitamin D. Lantas, apa yang terjadi jika kita mengalami defisiensi vitamin D?
Beberapa dampak yang ditimbulkan jika kita mengalami defisiensi vitamin D, antara lain:
- Lebih mudah sakit.
- Sering merasa kelelahan.
- Nyeri sendi dan tulang belakang.
- Penyembuhan luka yang lebih lama.
- Pengeroposan tulang (osteoporosis).
- Rambut rontok.
- Nyeri otot.
- Penyakit kardiovaskular dan gangguan pernapasan.
- Depresi.
- Masalah kesuburan.
Vitamin D sendiri merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak, artinya vitamin D yang kita konsumsi bisa disimpan dalam tubuh untuk waktu yang lama. Vitamin D terbagi menjadi 2 jenis, yaitu vitamin D2 yang berasal dari sumber tanaman seperti jamur. Untuk vitamin D3, bersumber dari berbagai jenis ikan laut, telur, susu dan produk olahannya, misal keju dan yoghurt serta dapat juga diperoleh juga dari suplemen vitamin D dan minyak ikan.
Lalu, bagaimana dengan sinar matahari? Paparan sinar matahari berperan dalam metabolisme tubuh, menghasilkan sinar UV (ultraviolet) yang apabila terkena kulit akan membantu mengolahnya menjadi vitamin D.
Kebutuhan asupan vitamin D juga berbeda-beda antar individu. Orang dengan defisiensi vitamin D tentu saja akan membutuhkan asupan yang lebih banyak.
Lantas, apa setiap individu memerlukan asupan vitamin D yang sama? Jawabnya tidak, dosis vitamin D masing-masing individu akan dibedakan menurut tempat tinggal, usia, warna kulit, berat badan, makanan yang dikonsumsi serta kondisi kesehatan tertentu dan tak lupa paparan sinar matahari.
Bagaimana cara mengetahui bahwa kita kekurangan vitamin D?
Lakukan secara rutin pemeriksaan kadar vitamin D 1-3 bulan sekali untuk memantau kadar vitamin D dalam tubuh kita serta menghindari efek samping dari kelebihan vitamin D dan dosis yang sesuai dengan kebutuhan kita.
Informasi dan Pendaftaran Customer Care:
Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles – Trisensa Diagnostic Centre
Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No.5 Surabaya
(031) 5455470
081334534535
Referensi:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6121423/
https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-d-deficiency-symptoms
https://health.usnews.com/wellness/food/articles/signs-of-vitamin-d-deficiency