Lompat ke konten
Home » Blog » Waspadai Trigger Finger atau Jari Kaku

Waspadai Trigger Finger atau Jari Kaku

Pernahkah jari-jari tangan terasa kaku saat Anda mencoba menekuk, menggerakan atau meluruskannya? Hati-hati, bisa jadi itu trigger finger!

Trigger finger atau jari kaku adalah kondisi ketika salah satu jari tangan membengkok dan sulit diluruskan. Kondisi ini juga disebut sebagai stenosing tenosynovitis. Trigger finger terjadi terjadi akibat peradangan pada tendon jari, yang menyebabkan pembengkakan sehingga jari menjadi kaku dan terkunci.

Gangguan ini dapat memengaruhi satu atau lebih tendon tangan sehingga Anda dapat sulit menekuk jari atau ibu jari yang terkena. Mulanya gejala dirasakan pada 1-2 tangan, yang kemudian dapat menyebar ke semua jari di kedua tangan.

Gejala Trigger Finger

Kondisi ini bisa terjadi pada jari manapun, termasuk ibu jari. Setiap pasien mengalami gejala yang berbeda-beda, dari ringan hingga berat. Beberapa gejala yang trigger finger, yaitu:

  1. Jari menjadi kaku, terutama pada pagi hari.
  2. Muncul sensasi kejut atau bunyi klik atau kletek saat menggerakkan jari.
  3. Bengkak atau timbul benjolan di telapak tangan pada bagian tangan yang mengalami kondisi ini.
  4. Jari terkunci dalam posisi bengkok dan tidak dapat diluruskan (perlu bantuan jari-jari lain untuk meluruskan).

Bagi orang yang sedang mengalami penyakit trigger finger, kondisi ini akan semakin memburuk pada saat:

  1. Menggenggam sesuatu yang keras.
  2. Mencoba meluruskan jari.

Apa Saja Penyebab Trigger Finger?

Kebanyakan dari kelainan ini disebabkan oleh penggunaan jari berlebihan atau berulang dalam jangka waktu lama. Kedua hal tersebut menyebabkan struktur yang melindungi jari dan sendi menjadi mudah rusak atau mengalami peradangan.

Keadaan tersebut jika terus terjadi secara berulang akan menyebabkan penebalan pada bagian persendian jari, sehingga dapat mengurangi jangkauan gerak pada persendian di jari Anda. Penebalan tersebut juga dapat menekan struktur disekitar jari sehingga menimbulkan rasa sakit terutama saat sedang digunakan.

Apa saja faktor risiko trigger finger?

Ada beberapa hal yang diduga dapat memicu terjadinya kondisi tersebut, yaitu:

  • Gerakan yang sama berulang kali. Pekerjaan dan hobi yang memerlukan gerakan tangan yang sama dan dalam waktu lama.
  • Memiliki kondisi medis tertentu, seperti rheumatoid arthritis, diabetes, asam urat, infeksi, dan kista di telapak atau jari tangan.
  • Jenis kelamin wanita dan orang yang berusia lebih dari 45 tahun, cenderung lebih rentan terkena penyakit ini.
  • Setelah 6 bulan pasca operasi, dapat timbul kondisi trigger finger.

Diagnosis Trigger Finger

Gejala berupa kesulitan meluruskan jari tangan yang kadang disertai nyeri dan bengkak, dan sering terdengar bunyi klik saat pasien meluruskan jari setelah menggenggam lama atau melakukan gerakan berlebihan dan berulang-ulang pada jemari tangan.

Dokter akan memeriksa telapak tangan Anda untuk melihat apakah terdapat benjolan. Jika benjolan tersebut menjadi penyebab trigger finger, maka benjolan akan bergerak saat Anda menggerakkan jari. Hal ini terjadi karena benjolan tersebut melekat pada tendon tangan.

Untuk memastikan diagnosis, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi atau USG muskuloskeletal (otot, tulang dan sendi). Pemeriksaan USG juga dapat membantu dokter menentukan lokasi kelainan dengan tepat pada saat akan memberikan terapi injeksi. Namun kadang diperlukan pemeriksaan rontgen untuk membedakan kelainan trigger finger ini dengan kelainan yang lain.

Pengobatan Trigger Finger

Penanganan ditujukan untuk mengurangi pembengkakan, nyeri, dan mengembalikan jari ke fungsi semula supaya bebas nyeri dan pergerakan tidak terbatas.

Berikut beberapa pilihan terapi untuk kondisi penyakit ini, meliputi:

  • Istirahat
    Mengistirahatkan tangan dan menghindari aktivitas, termasuk bermain telepon genggam yang bisa memperburuk kondisi penyakit ini. Kompres hangat dengan cara merendam tangan ke dalam air hangat pada pagi hari dan malam sebelum tidur akan membantu mengurangi kekakuan.
  • Menggunakan Splint
    Penggunaan splint di malam hari dapat membantu menjaga jari yang terkena trigger finger berada di posisi lurus dan tidak bergerak. Maka dari itu, rasa nyeri akan berkurang dan tidak mengganggu tidur.
  • Fisioterapi
    Peregangan (stretching) melalui fisioterapi dapat membantu mengurangi rasa kaku dan membuat pergerakkan jari tak lagi terbatas.
  • Obat-Obatan
    Obat-obatan anti-inflamasi non steroid (OAINS) dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan. Selain itu, injeksi steroid langsung pada tendon juga bisa membantu menghilangkan gejala-gejala trigger finger. Injeksi maksimal hanya boleh dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun dengan interval minimal 1 bulan.
  • Tindakan Bedah
    Jika gejala tak kunjung membaik dengan cara-cara di atas, termasuk setelah 2 kali injeksi namun tidak ada perubahan, maka tindakan operasi perlu dipertimbangkan. Pembedahan menjadi pilihan terapi yang direkomendasikan. dalam prosedut ini, bagian selubung tendon yang menyempit akan dipotong untuk memberi ruang bagi tendon agar dapat bergerak bebas kembali.

Pencegahan Trigger Finger

Sesuai dengan penyebabnya, menghindari penggunaan tangan secara berlebihan merupakan kunci untuk mencegah trigger finger. Berikan waktu istirahat yang cukup setiap kali melakukan aktivitas berulang menggunakan tangan, agar otot dan tendon tidak mengalami peradangan dan pembengkakan.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda merasakan kekakukan, mati rasa atau nyeri pada persendian jari, atau kesulitan meluruskan atau menekuk jari yang tidak kunjung membaik, segera hubungi dokter.

Informasi dan Pendaftaran Customer Care


Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles
Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No. 5 Surabaya
Phone. (031) 5455470
WhatsApp. 081334534535

Oleh: dr. Annita Sari
Disunting oleh: Dr. dr. Herni Suprapti, M.Kes