Lompat ke konten
Home » Blog » Penyakit Menular Seksual (Bagian II)

Penyakit Menular Seksual (Bagian II)

1. Kutu Pubis (Pubic Lice (Crabs STD))

Kutu pubis adalah parasit yang ditularkan secara seksual, yang berbeda dengan kutu di badan (body lice). Kutu pubis hidup di rambut pubis dan ditularkan saat kontak berhubungan seksual.

Gejala Kutu Pubis (Crabs)

Gejala Kutu Pubis ialah merasakan gatal di area kemaluan dan adanya kutu atau telur kutu pada rambut pubis.

2. Skabies

Infeksi skabies sama dengan kutu pubis, yaitu merupakan parasit STI. Parasit ini dapat ditularkan tidak hanya secara seksual, karena dapat mengenai area kulit lain juga. Skabies dapat ditularkan saat kontak seksual.

Gejala Skabies

  1. Gatal yang lebih parah saat malam hari.
  2. Ruam di kulit seperti jerawat.
  3. Rasa gatal dan ruam dapat di seluruh tubuh atau area tertentu seperti pergelangan tangan, siku, ketiak, sela-sela jari, puting susu, penis, pinggang, atau di pantat.
  4. Lubang kecil yang ditinggalkan oleh terowongan tungau kudis betina mungkin terlihat di kulit. Mereka muncul berupa garis-garis putih keabu-abuan atau sewarna kulit yang terangkat dan bengkok.

Satu-satunya cara pencegahan penyakit ini adalah sama sekali tidak kontak dengan orang lain, karena penularannya secara kontak dari kulit ke kulit. Kutu ini sangat mudah menular. Kondom yang dapat mencegah berbagai penyakit, tidak dapat untuk prevensi skabies. Penyakit ini dapat disembuhkan.

3. Gonore

Gonorrhea adalah penyakit yang sangat mudah menular, dapat mengenai laki-laki dan perempuan.

Gejala Gonore

  1. Rasa terbakar saat berkemih.
  2. Keputihan dari vagina atau saluran kencing.
  3. Nyeri pelvis pada perempuan.
  4. Pada laki-laki, testis membengkak, dan keluar cairan putih dari penis.

Seringkali gejalanya ringan sehingga salah diagnosa infeksi saluran kencing atau infeksi jamur.

4. Lymphogranuloma Venereum (LGV)

Lymphogranuloma venereum (LGV) termasuk infeksi chlamydial, tetapi disebabkan Chlamydia trachomatis yang berbeda dengan chlamydia biasa.

Gejala awal Lymphogranuloma Venereum (3-12 hari setelah terpapar)

  • Luka lunak, merah, tidak nyeri di genital atau anus dan disekitarnya.
  • Luka yang sama di tenggorokan atau mulut setelah sex oral.

Gejala lanjutan Lymphogranuloma Venereum (2-6 minggu setelah terpapar)

  • Luka terbuka di genital.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
  • Sakit kepala.
  • Luka di anus dan keluar lendir dan darah dari rektum apabila infeksi didapatkan dari sex anal.
  • Nyeri saat kencing.
  • Konstipasi.
  • Perdarahan rektum.
  • Nyeri punggung, nyeri perut.
  • Diare dengan nanah dan darah.
  • Demam, menggigil, nyeri sendi, penurunan nafsu makan dan fatigue.

Siapa saja yang berisiko terkena Penyakit Menular Seksual?

Siapapun, baik remaja atau dewasa muda yang aktif secara seksual, berisiko. Besar risiko akan meningkat apabila berganti-ganti pasangan seksual. Insidens penyakit menular seksual, yaitu LGV(Lymphogranuloma Venereum) dan sifilis, meningkat pada laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama laki-laki.

Satu-satunya cara untuk menghindari penyakit menular seksual, adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual (atau kontak kulit-ke-kulit). Cara lain adalah dengan monogami. Beberapa cara untuk menurunkan risiko terkena penyakit menular seksual, saat aktif secara seksual:

  • Tanyakan pada pasangan, apakah pernah terinfeksi.
  • Menggunakan kondom.
  • Hindari aktivitas seksual dengan pasangan yang bergejala.
  • Tanyakan pada pasangan, apakah pernah periksa darah sebelum melakukan hubungan seksual.
  • Waspada terhadap timbulnya tanda dan gejala penyakit ini.

Referensi:
https://www.medicinenet.com/

Informasi dan Pendaftaran Customer Care:


Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles
Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No. 5 Surabaya
Phone. (031) 5455470
WhatsApp. 081334534535

Oleh: Larasati Chantika Pratiwi, Amd.Kes
Disunting oleh: Dr. dr. Herni Suprapti, M.Kes