Lompat ke konten
Home » Blog » Mengenal Lebih Dekat Gangguan OCD

Mengenal Lebih Dekat Gangguan OCD

Sobat Gleneagles pernah mendengar tentang gangguan OCD? OCD atau Obsessive Compulsive Disorder merupakan salah satu jenis gangguan mental yang membuat penderitanya memiliki obsesi (gejala yang terjadi berulang) dan kompulsi (tindakan yang berulang). Beberapa orang dengan OCD memiliki gejala obsesi, kompulsi atau keduanya.
Lalu, bagaimana ciri-ciri OCD dan apa penyebabnya? Simak ulasan berikut untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Apa itu OCD?
Seperti yang dijelaskan di atas, Obsessive Compulsive Disorder merupakan masalah mental yang membuat penderitanya melakukan suatu tindakan tertentu secara berulang. Contoh yang mungkin ada di lingkungan sekitar kita adalah seseorang yang mencuci tangannya berulang kali karena takut secara berlebihan terhadap kontaminasi bakteri. Lalu bagaimana jika dia tidak melakukannya? Nantinya akan muncul rasa cemas jika dia lupa melakukannya.

Penyebab dan Faktor Risiko OCD
OCD dapat diderita oleh siapapun, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Hingga saat ini, penyebab OCD sendiri belum dapat diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicunya, antara lain:
• Trauma
• Faktor genetik
• Gangguan emosi
• Pengaruh lingkungan sekitar
• Struktur otak dan fungsinya (faktor ini masih belum pasti)

Gejala OCD
Penderita Obsessive Compulsive Disorder terkadang tidak menyadari bahwa tindakan atau perilakunya dilakukan secara berlebihan. Umumnya, penderita akan merasakan gejala OCD pada dua aspek sekaligus, yaitu obsesi dan kompulsif. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan penderita OCD hanya mengalami salah satu gejalanya saja. Berikut ini adalah beberapa gejala yang umum terjadi pada penderita OCD:

  1. Pikiran Obsesif
    Obsesif adalah gangguan pikiran yang terjadi secara berulang dan menimbulkan kecemasan. Pikiran obsesif ini bisa muncul secara tiba-tiba ketika penderita sedang memikirkan atau melakukan sesuatu. Gejala obsesif yang dialami penderita OCD bisa berupa:
    • Cemas atau takut tertular penyakit sehingga menghindari bersalaman atau menyentuh benda-benda.
    • Stres ketika melihat sekumpulan benda tidak selaras atau simetris.
    • Takut melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri atau orang lain, misalnya ragu apakah sudah mematikan kompor atau mengunci pintu.
    • Takut mengatakan sesuatu yang mungkin menyinggung perasaan orang lain.
  2. Perilaku Kompulsif
    Kompulsif adalah perilaku yang dilakukan berulang-ulang guna mengurangi rasa cemas atau takut akibat pikiran obsesif. Penderita OCD akan merasa lega sesaat setelah melakukan perilaku kompulsif. Namun, gejala obsesif bisa muncul kembali dan membuat penderita OCD mengulangi perilaku kompulsif. Gejala perilaku kompulsif meliputi:
    • Mandi atau mencuci tangan berulang-ulang sampai lecet.
    • Menyusun benda menghadap ke arah yang sama atau sesuai jenisnya.
    • Memeriksa berulang kali apakah sudah mematikan kompor atau mengunci pintu.
    • Mengulangi kata-kata atau kalimat tertentu dalam hati agar tidak salah mengatakannya.
    • Mengumpulkan atau menimbun barang-barang, seperti surat atau koran yang tidak terpakai.

Diagnosis OCD
Biasanya, dokter akan mendiagnosis penyakit OCD melalui beberapa tahap. Hal pertama yang dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosis penyakit OCD adalah wawancara medis. Langkah berikutnya adalah pemeriksaan fisik. Hal ini dapat dilakukan untuk membantu menyingkirkan masalah lain yang dapat menyebabkan gejala dan untuk memeriksa komplikasi. Selanjutnya, dilakukan tes laboratorium, yaitu hitung darah lengkap (CBC), pemeriksaan fungsi tiroid, dan skrining untuk alkohol dan obat-obatan. Evaluasi psikologis, termasuk membahas pikiran, perasaan, gejala, dan pola perilaku.

Apakah OCD Menular?
OCD sendiri bukanlah penyakit menular dan membahayakan orang lain. Namun, penderita OCD akan berperilaku secara obsesif dan kompulsif disertai dengan stres yang berat hingga mengganggu aktivitas harian dan hubungan dengan orang-orang sekitar.
Pada dasarnya, OCD merupakan gangguan mental yang tidak dapat disembuhkan secara total, namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan gejalanya, misalnya dengan obat-obatan, psikoterapi (terapi perilaku kognitif) atau kombinasi keduanya.
Terkadang, orang dengan OCD juga memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik tubuh (gangguan ketika seseorang memiliki anggapan yang keliru bahwa ada bagian tubuh mereka yang tidak normal).

Jika mengalami gangguan ini dan berdampak pada aktivitas sehari-hari dan menyebabkan kesulitan, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Informasi dan Pendaftaran Customer Care:
Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles – Trisensa Diagnostic Centre
Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No.5 Surabaya
(031) 5455470 dan 081334534535

Ditulis oleh: Arini Wulansari, S.KM.

Referensi:
WebMD. Diakses pada Mei 2022. Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
Mayo Clinic. Diakses pada Mei 2022. Obsessive-compulsive disorder (OCD).
Psikogenesis. 2018. Apa Sih OCD Itu? http://www.psikogenesis.com/2018/02/apa-sih-ocd-itu.html?m=1 (Diakses pada 11 Maret 2021).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *