Lompat ke konten
Home » Blog » masalahnya bukan terpapar virus atau tidak

masalahnya bukan terpapar virus atau tidak

Oleh: Dr. dr. Herni Suprapti, M.Kes.

Jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia menunjukan peningkatan setiap harinya. Berdasarkan data yang diperolah per 26 April 2022, saat ini jumlah konfirmasi positif mencapai 6.045.043 kasus, terhitung dari awal pandemi Covid-19 ada di Indonesia tahun 2019 lalu. Pada akhirnya kita akan bertanya, berapa banyak jumlah virus yang harus masuk ke dalam tubuh, sehingga seseorang bisa terinfeksi. Jawabannya tidak dapat diketahui dengan pasti, hal ini karena sangat sulit untuk menghitung jumlah minimum virus yang akan menyebabkan infeksi.

Jumlah virus yang sedikit tidak akan membuat seseorang merasa sakit, hal ini mungkin dikarenakan virus akan dilawan oleh sistem imun tubuh. Tetapi apakah jumlah virus yang banyak juga akan membuat seseorang lebih rentan? Namun, secara umum seseorang yang mengandung jumlah patogen yang banyak, apakah itu virus influenza, HIV, atau SARS, akan cenderung menderita gejala yang berat dan lebih mudah menularkan ke orang lain.

Beberapa ilmuwan mencoba melakukan penelitian akan hal tersebut pada hewan coba (musang, hamsters dan mencit), tetapi tentu saja hal ini tidak bisa dilakukan pada manusia, karena tidak etis memasukkan virus corona ke tubuh manusia. Penelitian yang dilakukan pada pasien positif Covid-19 menunjukan jika pada orang yang tidak mempunyai gejala, ternyata viral load nya (jumlah virus dalam tubuh) sama banyaknya dengan pasien yang penyakitnya parah.

Jumlah virus yang sangat banyak, jelas sangat infeksius, hal ini menjelaskan mengapa banyak tenaga medis berusia muda menjadi korban, seperti halnya orang lanjut usia. Beberapa orang sangat mudah menularkan virus corona (disebut dengan super-spreader), tetapi ada juga orang yang tidak mudah menularkan virus. Masih belum diketahui apakah ini disebabkan karena keadaan biologisnya atau perilaku orang tersebut.

Dosis virus yang menginfeksi juga tergantung pada cara masuknya virus, dari mulut atau hidung.

Virus pada permukaan suatu benda yang disentuh jari tangan yang kemudian langsung menyentuh hidung atau mulut, sebenarnya bukanlah jalan utama penyebaran virus ini. Karena diperlukan jutaan virus yang dapat menimbulkan infeksi, dibandingkan dengan penularan via inhalasi (hirupan).

Batuk, bersin, berbicara, menyanyi, dan dan bahkan bernapas, dapat menyemburkan ribuan droplet (butiran) respirasi ukuran besar dan kecil yang mengandung virus. Jadi, seseorang dapat menularkan penyakit walaupun ia tampak sehat, tidak batuk atau bersin.

Droplet besar, berat, akan cepat turun ke bawah, dan tidak dapat menembus masker bedah. Tetapi droplet kecil yang diameternya kurang dari 5 micron, disebut aerosol, dapat bertahan di udara selama beberapa jam. Ia dapat beredar lebih jauh, hidup lebih lama, dan berpotensi menyebar lebih luas daripada droplet yang besar. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah virus yang dapat menginfeksi, yaitu: bentuk hidung, jumlah bulu hidung dan lendir, serta distribusi reseptor seluler pada jalan napas.

Ada tiga faktor penularan aerosol, yaitu: jarak dengan orang lain, aliran udara, dan waktu.

Toilet umum tanpa jendela dan ramai, lebih berisiko dari pada toilet dengan banyak jendela dan sepi. Apabila ingin ngobrol dengan teman, lebih aman di luar ruangan, dan tetap pakai masker.

Hasil beberapa penelitian yang menggunakan semprotan khusus yang mirip dengan droplet cairan saliva (ludah) yang pergerakannya dilacak, terbukti bahwa pada ruangan yang jendela atau pintunya terbuka, maka droplet ini akan keluar. Bahkan angin sepoi-sepoi saja dapat membawa droplet keluar ruangan.

Hasil penelitian di rumah sakit di Wuhan, Cina, didapatkan lebih banyak partikel aerosol di toilet tertutup tanpa ventilasi daripada di ruangan pasien yang terbuka atau di kerumunan orang ramai.

Aerosol berukuran lebih kecil dari 5 mikron, kandungan virusnya beberapa juta lebih sedikit daripada droplet yang ukurannya 500 mikron. Ukuran droplet menentukan besarnya risiko terkena penyakit.

Selain menghindari kerumunan, hal yang sangat penting lainnya adalah menggunakan masker. Walaupun masker tidak dapat sepenuhnya melindungi dari droplet yang mengandung virus, tapi setidaknya masker dapat mengurangi jumlah dropletnya, sehingga jumlah virusnya tidak sampai menyebabkan infeksi.

Hal sederhana yang sangat penting dilakukan supaya tidak tertular dan menularkan virus corona, yaitu: mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobalitas dan memakai masker.

Informasi dan Pendaftaran Customer Care:

Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles – Trisensa Diagnostic Centre

Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No.5 Surabaya

 (031) 5455470 dan  081334534535