Lompat ke konten
Home » Blog » Serba Serbi Kolesterol (Bagian 1)

Serba Serbi Kolesterol (Bagian 1)

Apa itu Kolesterol?

Kolesterol merupakan zat alami yang dibuat oleh tubuh, mengalir dalam darah.  75% kolesterol diproduksi oleh hati, dan 25% berasal dari makanan yang kita makan.  Kolesterol berfungsi menjaga membran sel dan mensintesis hormon. Kolesterol yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan. Sepertiga orang dewasa memiliki kadar kolesterol tinggi.

  • Gejala Tinggi Kolesterol

Kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala apa pun. Terlalu banyak kolesterol dapat menumpuk di pembuluh darah, menyebabkan arteri menjadi keras (aterosklerosis) sehingga hal ini menyebabkan hambatan aliran darah yang dapat menyebabkan masalah medis yang serius seperti serangan jantung atau stroke.

  • Pemeriksaan Kolesterol

Orang dewasa di atas usia 20 tahun harus memeriksakan kadar kolesterolnya setiap empat hingga enam tahun.  Skrining kolesterol dilakukan dengan tes darah yang mengukur tiga hal.

  1. Kolesterol low-density lipoprotein (LDL) (kolesterol Jahat)
  2. Kolesterol high-density lipoprotein (HDL) (kolesterol  Baik)
  3. Trigliserida

LDL: Kolesterol Jahat

Kolesterol low-density lipoprotein (LDL), sering disebut sebagai kolesterol “jahat”, adalah jenis kolesterol yang cenderung menumpuk di dinding arteri. Sel darah putih berikatan dengan kolesterol LDL, membentuk plak penyempit arteri, yang menghambat aliran darah.  Kadar kolesterol LDL yang optimal adalah 100 mg/dL atau lebih rendah.  Jika ada penyakit jantung, maka turunkan kadar LDL 70 mg/dL atau lebih rendah.

HDL: Kolesterol Baik

Tidak semua kolesterol itu buruk.  Kolesterol high-density lipoprotein (HDL) adalah kolesterol “baik” karena berfungsi menjaga LDL, atau kolesterol “jahat” supaya tidak menumpuk di pembuluh darah. Semakin tinggi HDL, semakin baik.  Kadar HDL > 60 mg/dL dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.  Sebaliknya, kadar HDL < 40 mg/dL merupakan faktor risiko tinggi terkena penyakit jantung.

Trigliserida

Trigliserida adalah sejenis lemak dalam darah. Kadar trigliserida normal adalah < 150 mg/dL. Kadar yang lebih tinggi dari itu dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan sindrom metabolik, yang juga merupakan faktor risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Faktor risiko trigliserida tinggi, antara lain:

  1. Kegemukan
  2. Diabetes
  3. Merokok
  4. Penyalahgunaan alkohol
  5. Tidak aktif/Kurang berolahraga

Kolesterol Total

Kadar kolesterol total merupakan kombinasi kadar LDL, HDL, dan VLDL (very low-density lipoprotein, kolesterol “jahat”).  Kolesterol total optimal < 200 mg/dL. Kadar > 200 mg/dL, termasuk tinggi dan berisiko lebih besar terkena penyakit jantung.

Rasio Kolesterol

Arti rasio kolesterol dan jumlah kolesterol total (HDL, LDL, dan VLDL) adalah perbandingan antara rasio kolesterol dan jumlah kolesterol total dibagi jumlah kolesterol HDL.  Misalnya, kolesterol total 200 dan skor HDL 40; 200 dibagi 40 dan hasilnya adalah rasio 5 banding 1.  Semakin rendah rasionya, semakin rendah pula risiko penyakit jantung. Rasio kolesterol optimalnya adalah 3,5 banding 1. Rasio ini dapat membantu menilai risiko penyakit jantung

Kolesterol dari Makanan

Kolesterol dalam makanan tidak sama dengan kolesterol dalam darah. Ada dua jenis individu, yaitu:

  1. Pada 70% individu, kolesterol dalam makanan hanya berpengaruh minimal terhadap kadar kolesterol dalam darah.
  2. 30% individu, kadar kolesterol darahnya bisa melonjak setelah makan makanan tinggi kolesterol.

Harus menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, seperti minyak, daging berlemak, produk susu full fat, kuning telur, dan makanan cepat saji.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh bukan satu-satunya penyebab tingginya kadar kolesterol, bisa juga karena faktor genetik. Kondisi genetik yang disebut hiperkolesterolemia familial dapat menyebabkan tingginya kadar kolesterol darah.

Faktor Risiko Kolesterol Tinggi

  1. Pola makan tinggi lemak trans (sebagian besar adalah lemak yang dibuat melalui proses industri yang menambahkan hidrogen ke makanan olahan), lemak jenuh, dan kolesterol.
  2.  Kelebihan berat badan atau obesitas.
  3.  Gaya hidup yang tidak banyak aktifitas fisik/bergerak.
  4. Faktor risiko lain yang tidak dapat dikendalikan meliputi usia (risiko meningkat seiring bertambahnya usia), jenis kelamin (risiko kolesterol tinggi pada wanita meningkat paska menopause), dan riwayat keluarga.

Jenis Kelamin

Wanita umumnya memiliki kadar HDL atau kolesterol “baik” yang lebih tinggi karena hormon estrogen pada wanita dapat meningkatkan kadar HDL. Inilah sebabnya mengapa kebanyakan wanita cenderung memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibandingkan pria. Setelah menopause, kadar trigliserida mulai meningkat. Saat wanita mendekati masa menopause, penting untuk mengonsumsi makanan yang sehat, dan menjaga berat badan yang sehat untuk membantu mengelola kadar kolesterol darah.

Informasi dan Pendaftaran Customer Care


Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles
Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No. 5 Surabaya
Phone. (031) 5455470
WhatsApp. 081334534535

Sumber: medicinet.net
Disunting oleh: Dr. dr. Herni Suprapti, M.Kes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *