Lompat ke konten
Home » Blog » sindrom metabolik

sindrom metabolik

Dr. Ferie Kristianto

Pernah dengar tentang sindrom metabolik tidak? Jangan salah sangka ya, sindrom metabolik bukan sebuah penyakit, melainkan kumpulan dari faktor risiko yang mengarah pada beberapa gangguan kesehatan tertentu, antara lain penyakit kardiovaskular dan diabetes.

Dalam beberapa tahun ini, sindrom metabolik semakin mendapatkan perhatian serius karena semakin tingginya angka kejadian dan peningkatan penderita obesitas yang terjadi pada populasi di Asia. Mengutip dari National Education Cholestrol Program Adult Treatment Panel (NECP ATP) III indikasi pada seseorang yang mengalami sindrom metabolik apabila memiliki 3 dari 5 kriteria berikut:

  1. Ukuran lingkar pinggang (khusus Asia):
    • Laki-laki > 102cm.
    • Wanita > 88cm.
  2. Kadar trigliserida ≥ 150mg/dl.
  3. Kadar kolesterol HDL:
    • Laki-laki < 40 mg/dl.
    • Wanita < 50 mg/dl.
  4. Tekanan darah ≥ 130 / ≥ 80 mmHg.
  5. Glukosa puasa ≥ 110 mg/dl (termasuk DM).

Penyebab


Obesitas yang dikarenakan pola makan (tinggi kalori dan lemak) serta minimnya aktivitas fisik menjadi penyebab terjadinya sindrom metabolik. Kondisi ini juga dikaitkan dengan resistensi insulin. Insulin merupakan hormon yang dibuat oleh pankreas untuk membantu penyerapan gula oleh sel tubuh yang akan digunakan sebagai energi.

Pada beberapa orang yang mengalami resistensi insulin, sel tidak merespon insulin secara normal sehingga gula darah tidak dapat diserap dengan optimal. Hal ini yang kemudian mengakibatkan kadar gula darah meningkat. Resistensi insulin sering kali terjadi pada orang yang mengalami kelebihan berat badan.

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kita untuk terkena sindrom metabolik, di antaranya:

  • Usia, risiko sindrom metabolik akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
  • Obesitas, memiliki berat badan lebih, terutama di perut bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik.
  • Diabetes, sindrom metabolik akan lebih mungkin terjadi apabila memiliki riwayat keluarga dengan DM tipe 2.
  • Penyakit lain, risiko sindrom metabolik lebih tinggi, jika kita pernah menderita penyakit, seperti jantung koroner, perlemakan hati (fatty liver) ataupun sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Pengobatan dan Pencegahan

Kita dapat melakukan pencegahan terjadinya sindrom metabolik dengan beberapa cara, antara lain:

  • Konsumsi air putih 2–2,5 L setiap hari.
  • Istirahat cukup.
  • Berolahraga secara rutin.
  • Mengkonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
  • Berhenti merokok.
  • Mengelola stres.
  • Rutin melakukan pemeriksaan medis secara berkala.

Jika kita sudah didiagnosa mengalami sindrom metabolik, pengobatan yang dilakukan akan berfokus pada pengurangan risiko komplikasi. Dokter akan memberikan rekomendasi beberapa obat yang diperlukan guna mengurangi tekanan darah, kolestrol dan gula darah.

Informasi dan Pendaftaran Customer Care:

Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles – Trisensa Diagnostic Centre

Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No.5 Surabaya

(031) 5455470

081334534535

Referensi

NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459248/

Diakses pada 08 Juni 2022

DMS Journal. https://dmsjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13098-019-0503-1

Diakses pada 08 Juni 2022

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/metabolic-syndrome/symptoms-causes/syc-20351916

Diakses pada 07 Juni 2022