Lompat ke konten
Home » Blog » Osteoporosis: Penyakit Tulang yang Sering Terabaikan

Osteoporosis: Penyakit Tulang yang Sering Terabaikan

Apa Itu Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan dan kualitas tulang. Akibatnya, tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, osteoporosis sering disebut juga sebagai “silent disease” atau penyakit yang diam-diam berkembang. Hal ini karena penderita biasanya tidak merasakan gejala apa pun sampai akhirnya mengalami patah tulang.

Mengapa Sering Terabaikan?

Banyak orang baru menyadari dirinya mengidap osteoporosis setelah terjadi fraktur (patah tulang). Penyebabnya antara lain:

  • Gejala awal hampir tidak terlihat.
  • Nyeri punggung atau menurunnya tinggi badan sering dianggap wajar akibat penuaan.
  • Jarang dilakukan pemeriksaan kepadatan tulang (Bone Mineral Density/BMD).
  • Gaya hidup sehari-hari yang kurang sehat, misalnya kurang olahraga, jarang terkena sinar matahari, termasuk pola makan yang rendah kalsium dan Vitamin D.

Siapa yang Berisiko?

Beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan terkena osteoporosis, antara lain:

  • Usia lanjut. Semakin tua, tulang makin rapuh.
  • Wanita pasca-menopause. Karena penurunan hormon estrogen.
  • Riwayat keluarga. Khususnya apabila ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis.
  • Kekurangan gizi. Terutama kalsium dan vitamin D.
  • Gaya hidup tidak sehat. Merokok, minum alkohol berlebihan, dan kurang bergerak.
  • Penggunaan obat tertentu. Misalnya obat kortikosteroid dalam jangka panjang.

Gejala dan Dampak

Meski sering tanpa gejala, osteoporosis bisa dikenali lewat tanda-tanda berikut:

  • Patah tulang akibat cedera ringan.
  • Nyeri punggung yang terus-menerus karena tulang belakang retak.
  • Postur tubuh membungkuk.
  • Tinggi badan berkurang seiring waktu.

Dampaknya serius, terutama pada lansia. Patah tulang pinggul atau tulang belakang dapat menurunkan kualitas hidup, membuat penderita kesulitan bergerak, bahkan meningkatkan risiko kematian.

Bisa Dicegah, Bisa Diatasi

Kabar baiknya, osteoporosis bisa dicegah dan dikendalikan dengan langkah sederhana:

Pencegahan

  • Konsumsi cukup kalsium dan vitamin D dari makanan (susu, ikan, sayuran hijau) atau suplemen bila diperlukan.
  • Rutin berolahraga, terutama latihan beban dan keseimbangan.
  • Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol.
  • Cegah risiko jatuh di rumah, misalnya dengan pencahayaan baik dan lantai tidak licin.

Penanganan

Jika sudah terdiagnosis, dokter biasanya menyarankan:

  • Obat-obatan (misalnya bisfosfonat, denosumab, atau terapi hormon sesuai kondisi).
  • Suplemen kalsium dan vitamin D.
  • Latihan fisik khusus untuk memperkuat otot dan menjaga keseimbangan.
  • Pemeriksaan rutin kepadatan tulang (DXA scan).

Referensi:

  • Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Osteoporosis. kemkes.go.id
  • Mayo Clinic. Osteoporosis — Symptoms & Causes. mayoclinic.org

Informasi dan Pendaftaran Customer Care


Klinik Utama Rawat Jalan Gleneagles
Jl. Taman Ade Irma Suryani Nasution No. 5 Surabaya
Phone. (031) 5455470
WhatsApp. 081334534535

Oleh : Rhemanda Ivena Dinata, Amd. Bns
Disunting oleh: Dr. dr. Herni Suprapti, M.Kes